Selasa, 27 Oktober 2015




Genre: Action
Rilis: April 22, 2011
Sutradara: Steven Silver
Screenplay: Steven Silver
Produser: Adam Friedlander, Daniel Iron, Lance Samuels
Distributo: Paramount Pictures

Pada awal periode tahun 1990 terjadi konflik di afrika yang melibatkan antara beberapa kubu, yaitu ANC, Inkhata dan Mandela, konflik ini disebabkan karena kesalahfahaman pandangan politik antar kubu. Hingga konflik ini menimbulkan banyak korban.
The Bang Bang Club sendiri adalah film yang diangkat dari kisah nyata 4 fotografer muda pemberani yang masuk ke dalam pertempuran ras : tiga fotografer dari harian The Star,  Joao Silva (Neels Van Jaarsveld), Kevin Carter (Taylor Kitsch), Ken Oesterbroek (Frank Rautenbach) dan satu fotografer freelance Greg Marinovich (Ryan Phillippe).
Julukan The Bang Bang Club adalah sebutan yang disematkan media internasional kepada empat jurnalis foto asal Arika Selatan, Greg Marinovich, Kevin Carter, Ken Oosterbroek, dan Joao Silva, karena keberanian dan kenekatan mereka untuk turun dan meliput langsung ke berbagai wilayah konflik di negara tersebut pada tahun 1990 hingga 1994. Bersama, mereka menghadirkan ratusan gambar yang kemudian membuka pedihnya nasib masyarakat Afrika Selatan di masa peperangan antar suku yang hampir tidak mendapatkan perhatian dari belahan dunia lain.
 Mereka berjuang untuk hidup dan bekerja keras selama periode ini, karena kebrutalan perang rasial dan kekerasan terkait pemilu bebas pertama pasca apartheid di Afrika Selatan era 90-an, agar dapat menunjukkan karya terbaik mereka kepada dunia. Mereka berlari, sembunyi, uji nyali di antara desingan peluru dan di tengah pertikaian, membuat jantung berdebar.

Dari keempat fotografer tersebut dapat dikatakan Greg Marinovich lah yang paling nekat dan berani mengambil resiko. Dia memberanikan diri untuk mengambil foto sangat dekat hanya beberapa meter dari maut. Akhirnya kegigihan Greg Marinovich terbayar, salah satu fotonya mendapatkan penghargaan pulitzer pada tahun 1990

“Zulu Spy 1990”

Begitulah nama yang diberikan pada karyanya tersebut, Salah satu karya yang membuatnya bangga sekaligus menjadi depresi. Pulitzer Prize – hadiah paling bergengsi untuk para jurnalis – pada tahun 1990 untuk sebuah karya foto Greg Marinovich yang fenomenal.
Kemudian Kevin Carter menyusul mendapat penghargaan serupa dengan hasil karyanya. Foto yang dramatis tentang seorang anak perempuan pengungsi Sudan yang kelaparan dan diintai seekor burung bangkai menjadi buah bibir di mana-mana.

“Bearing Witness 1994” 

Tetapi foto tersebut mebuatnya depresi, karena dunia mempertanyakan nasib dari anak yang berada dalam fotonya, ia tidak bisa menjawab pertanyaan yang terus menerus mendatanginya, hingga ia mengalami trauma yang mendalam, ditambah lagi dengan kematian sahabatnya, ken oosterbroek yang tertembak pada saat bertugas. Kevin merasa depresi dan trauma dengan semua kejadian itu, hingga akhirnya ia bunuh diri. Ia menuliskan pesan sebelum kematianya.
Ini adalah isi pesan yang ia sampaikan Kevi Charter sebelum kematiannya.

“I am depressed … without phone … money for rent … money for child support … money for debts … money!!! … I am haunted by the vivid memories of killings and corpses and anger and pain … of starving or wounded children, of trigger-happy madmen, often police, of killer executioners … I have gone to join Ken if I am that lucky.”  

Pada akhirnya, Joao Silva di kontrak menjadi fotografer di harian New York Times. Sementara Greg Marinovich memutuskan untuk tidak mengambil foto-foto yang berkaitan dengan perang lagi.

Menurut saya sebagai fotografer jika di tempatkan pada posisi itu di satu sisi kita harus mementingkan tugas sebagai bentuk profesionalisme kerja menjadi fotografer. Tapi, di satu sisi kita juga harus mementingkan rasa kemanusiawian mana mungkin kita membiarkan orang lain dalam bahasa sementara kita hanya mementingkan ego saja. Bagi orang yang tidak mengerti mungkin yang di lakukan Kevin Carter ada perbuatan yang tidak berperasaan. Tapi, jika di lihat dari sisi kejurnalistikan begitulah tugas seorang jurnalis atau fotografer mengambil gambar kemudian memberitakan dan mempublikasikannya.